REUNI - 2' 1' 2011

Minggu cerah memulaskan  penat diingatkan agenda untuk bersiap beradu cerita ditanah kelahiranku yang tertinggal dilalap api beberapa tahun lalu. Bertemuku pada teman kecilku yang kini tengah mempersiapkan lahan guna dibangunnya kembali cerita lama yang sempat diendingkan karena keadaan yang diinginkan. 

Abah dan mamaku pula yang menggiring kami kememory saat aku dihempaskan ditanah lumpur bekas pembuangan air cucian.  Benar-benar membuatku bertahan didera perekonomian dari enam saudaraku terpancing beban semena-mena, buruh murahan toko cina turunan asal surabaya tempat abahku meletakkan keperkasaannya sebagai cukong toko bangunan. Mamaku adalah guru taman kanak-kanak yayasan Islam yang tak pernah baik penghasilannya. 

Tetanggaku mengenakan selendang berwarna kuning muda, melenggok menuruni anak tangga bangunan kecil rumahnya yang dilalap api. Sesekali dia menolehi kiri kanan bekas tiang arang yang masih tersisa, ini penanda jatah tanah waris orang tuanya. Pastilah tak terkira riangnya, melihat dermaga sanak family kembali berkumpul reuni melabuhkan kekanak - kanakan saat tanah ini masih lengang masih mampu bermain tali ataupun badminton raket tutup panci ibunya. 

Jarak-jarak tak berjarak, batas-batas tak berbatas, beruluran tali persahabatan menyirami kelopak kerinduan yang tak bisa dipadamkan. Selamat datang masa kejayaan, berlayarlah hingga usiamu disemayamkan.

Minggu, 2 Januari 2011